Tentang PEMBEBASAN


Ayo Mahasiswa, Belajar dan Berorganisasi
Lawan Komersialisasi Pendidikan

Pendidikan, Semakin Komersil, dan Justru Membodohkan!

Pendidikan, hakikinya adalah sarana yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas peserta didik, mencerdaskan kehidupan bangsa. Namun, hal itu teryata bertentangan dengan realita sekarang. Untuk menempuh pendidikan tinggi berkualitas dengan kriteria tenaga pengajar professional, fasilitas lengkap dan nyaman, setiap peserta didik harus menyediakan uang puluhan juta rupiah.

Tak cukup hanya dengan biaya mahal! Peserta didik akan diarahkan hanya untuk memikirkan nilai IPK  yang tinggi, beraktivitas di dalam kampus, lulus cepat, eksistensialis jurusan/pilihan studi (IPA/IPS, Science/Sosial), dsb. Pendidikan saat ini mencocok hidung peserta didiknya untuk berorientasi cepat kerja tanpa mampu menjawab persoalan-persoalan masyarakat dan tahu arah pembangunan negrinya serta arah sistem pendidikan nasional saat ini.

CUKUP SUDAH Pendidikan MAHAL, CUKUP SUDAH Pendidikan yang MEMBODOHKAN!

Melalui selebaran ini kami mengajak kawan-kawan Mahasiswa untuk bergabung bersama kami, melawan Pendidikan Mahal dan Membodohkan melalui sebuah alat perjuangan bernama : PEMBEBASAN!


A.    Apa itu PEMBEBASAN?

Sesuai amanat Kongres Nasional I LMND-PRM, Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional (PEMBEBASAN) adalah organisasi mahasiswa yang mempunyai cita-cita Membangun gerakan mahasiswa dan persatuan yang berkarakter kerakyatan, mandiri, demokratis, ekologis dan feminis untuk persatuan pembebasan nasional, yang sehari-harinya terobsesi oleh kehendak persatuan dan massa yang sadar, menegakkan demokrasi sejati, demi perjuangan pembebasan nasional. Demokrasi, jika didorong secara radikal (menaikkan kualitasnya), menjadi demokrasi sejati, maka ia (demokrasi sejati) akan membahayakan kapitalisme. Dan karena sosialisme itu menguntungkan proletar, maka ia harus punya komitmen terhadap perjuangan memenangkan demokrasi, merubah masyarakat, membangun SOSIALISME!

PEMBEBASAN lahir dari hasil kesepakatan Kongres Nasional I Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi-Politik Rakyat Miskin (LMND-PRM) pada tanggal 11-14 Maret 2010 di Kaliurang, Jogjakarta. Sedangkan, Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi-Politik Rakyat Miskin (LMND PRM) adalah: Sebagian anggota LMND yang memilih sikap untuk tetap pada prinsip-prinsip politik rakyat miskin yang menjadi dasar politik dan organisasi LMND ketika proses pembangunannya yang berwatak : Kerakyatan!

LMND PRM lahir dari pertentangan yang mendasar dengan kaum oportunis parlementaris di LMND dalam penentuan arah politik pemilu 2009. Sebagian anggota LMND plus sebagian anggota PAPERNAS berkehendak untuk membangun koalisi dengan Partai Reformis Gadungan (PBR-Pelopor). Dengan landasan sebagai langkah taktis untuk memudahkan dalam merespon momentum pemilu; meluaskan struktur dan meluaskan propaganda. Bagi sebagian anggota LMND yang lain–-selanjutnya menjadi LMND PRM—langkah taktis tersebut membahayakan arah perjuangan yang strategis karena bertentangan dengan program minimum (Demokrasi dan Kesejahteraan). Calon sekutu dari sebagian anggota LMND (Pro Koalisi dengan PBR-Pelopor) pada faktanya tidak bersepakat dengan program: hapuskan utang luar negeri, pendidikan dan kesehatan gratis. Dan ikut melakukan penggusuran terhadap kaum miskin kota serta ikut mensetujui UU Investasi. Bagi sebagian anggota LMND (LMND PRM), langkah taktis berkoalisi dengan partai reformis gadungan tersebut adalah pelanggaran garis Ideologi-Politik-Organisasi yang sudah menjadi pijakan LMND—sebagai gerakan mahasiswa kerakyatan—selama kurang lebih 10 tahun.

Sejarah Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) dimulai dari penggulingan rezim Diktator Orde Baru: Soeharto. Dengan bentuk komite-komite aksi kampus/mahasiswa yang memiliki karakter demokratik dan kerakyatan bersama dengan kelompok lain, embrio LMND ini turut menggulingkan kekuasaan Soeharto—yang sebelumnya sangat sulit untuk digoyahkan. Paska tergulingnya Soeharto, tampuk kekuasaan tidak serta merta beralih ke tangan rakyat, melainkan ke tangan elit politik/reformis gadungan dan sisa-sisa orde baru—yang semuanya tunduk pada militer. Beberapa komite-komite mahasiswa ini menyadari bahwa dibutuhkan adanya persatuan dan organisasi bersama untuk memperkuat gerakan demi mewujudkan masyarakat Indonesia yang demokratis, berkeadilan sosial dan sejahtera. Selanjutnya proses konsolidasi gerakan mahasiswa kerakyatan dilakukan, mulai dari Rembuk Mahasiswa Nasional Indonesia atau RMNI I di Bali pada Maret 1999, RMNI II di Surabaya pada Mei 1999, ataupun front-front perjuangan mahasiswa secara nasional yang berdiri dan bubar sepanjang 1998-2001.

Dimulai dengan pendirian Front Nasional untuk Reformasi Total (FNRT) pada pertengahan Mei 1998, 11 komite aksi dari 10 kota (termasuk Mahasiswa Timor Leste) mencoba mengatasi persoalan gerakan secara nasional. Usia FNRT tidak lama. Pada pertengahan 1998, FNRT bubar dengan sendirinya. Tapi komite-komite yang pernah bergabung di dalamnya mencoba membentuk lagi sebuah organisasi nasional, Aliansi Demokratik (ALDEM) pada Agustus 1998. Mereka berhasil menerbitkan sebuah majalah “ALDEM” satu kali dan upaya menggalang aksi nasional pada tanggal 14 September dengan isu Cabut Dwifungsi ABRI. Malang, nasibnya tak jauh dengan FNRT. Putus koordinasi menjelang Sidang Istimewa 1998.

Upaya berikutnya adalah pembentukan Front Nasional untuk Demokrasi (FONDASI) pada pertengahan Februari 1999. Buntunya RMNI II di Surabaya dalam persoalan Pemilu Juni 1999 memaksa FONDASI untuk memunculkan dirinya dan mengadakan Kongres Mahasiswa di Bogor, 9-12 Juli 1999. Dari 20 komite aksi mahasiswa-rakyat, 19 di antaranya sepakat untuk membentuk sebuah organisasi nasional demi terwujudnya kesatuan perjuangan gerakan secara nasional.

Akhirnya, pada Konggres Mahasiswa yang diadakan di Bogor (9-12 Juli ’99) dicapai kesepakatan untuk membentuk organisasi nasional bernama Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND) yang beridiologikan Demokrasi Kerakyatan (DemKra), yang secara teori dan praktek menyatakan keberpihakan kepada mayoritas rakyat yang lemah dan tertindas, yaitu kaum buruh, tani, dan rakyat miskin kota. Kongres I tersebut juga menyatakan bahwa perjuangan LMND adalah bagian dari perjuangan rakyat Indonesia menghancurkan sistem yang anti demokrasi dan mewujudkan masyarakat yang demokratis dan berkeadilan sosial.

Dalam Kongres berikutnya (II, III dan IV) secara tegas mengamanatkan untuk membangun Dewan Mahasiswa untuk merebut demokrasi sejati di Kampus, membangun persatuan bersama sektor-sektor rakyat lainnya, melawan musuh-musuh demokrasi dan kesejahteraan bagi rakyat, yakni: Imperialisme, Agen Imperialisme, Reformis Gadungan, Sisa-Sisa Ordebaru, Militer dan Milisi Sipil reaksioner.


Bahkan dalam kongres IV sangat tegas bahwa program umum LMND adalah: “Menggantikan Pemerintahan SBY-JK dan atau Pemerintahan Borjuasi Lain yang berkuasa dengan Pemerintahan Alternatif Progresif Kerakyatan–anti Neoliberalisme yang dibangun dari Front Persatuan yang luas dari Gerakan Rakyat Berbagai Sektor Masyarakat: Pemerintahan Persatuan Rakyat”

Garis Politik LMND sejak awal sudah tegas, yaitu garis politik kerakyatan/politik rakyat miskin. Garis politik ini mendedikasikan organisasi pada perjuangan untuk demokrasi dan kerakyatan melalui pembangunan kekuatan-kekuatan mahasiswa dan rakyat sebagai basis bagi perubahan dan demokrasi partisipatif dalam politik maupun ekonomi. Maka dari itu politik rakyat miskin adalah politik non kooptasi dan non kooperasi, yang bergerak dengan metode Penyatuan Perjuangan/Persatuan mobilisasi baik dalam pengorganisasian maupun dalam aksi massa.

Inilah yang tidak dimiliki lagi oleh sebagian anggota LMND yang lain yang mendedikasikan dirinya pada koalisi bersama dengan Partai Bintang Reformasi (PBR) hanya untuk memuluskan jalan menuju “demokrasi semu” Pemilihan Umum 2009.

Oleh karena itu, kami, sebagian anggota LMND yang sadar dan menolak taktik koalisi dengan musuk rakyat, menegaskan diri pada Politik Rakyat Miskin sebagai karakter politik kami. Selanjutnya sebagian anggota LMND ini menamakan dirinya sebagai: Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi-Politik Rakyat Miskin (LMND-PRM) yang telah berhasil melaksanakan Kongres Nasional I nya hingga menyepakati perubahan nama menjadi Pusat Perjuangan Mahasiswa untuk Pembebasan Nasional yang disingkat PEMBEBASAN. Hasil Kongres Nasional I LMND-PRM juga mengamanatkan kepada PEMBEBASAN untuk tetap teguh pada prinsip politik Non Kooptasi-Kooperasi dengan musuh-musuh rakyat.


Secara organisasional, PEMBEBASAN adalah organisasi yang berbentuk ormas tunggal yang memiliki perspektif pembangunan Liga (payung persatuan). PEMBEBASAN mempunyai asas Demokrasi Kerakyatan. Program umum dari PEMBEBASAN adalah ”Menuntaskan perjuangan Pembebasan Nasional (penggulingan Rezim) dengan melawan Imperialisme dan Pemerintahan Agen Imperialis serta mempercepat Pembentukan Pemerintahan Rakyat Miskin”.

B.     Tujuan Berdirinya PEMBEBASAN

Tujuan dari PEMBEBASAN adalah Membangun Gerakan Mahasiswa dan Persatuan yang Berkarakter Kerakyatan Mandiri, Demokratis, Ekologis dan Feminis untuk Persatuan Pembebasan Nasional.

1.      Apa makna Mandiri dan Demokratis?

Makna mandiri disini adalah tidak tersubordinasi dibawah elit atau partai politik di parlemen, yang saat ini dengan tegasnya mereka memposisikan diri sebagai partai yang pro terhadap berbagai kebijakan yang menindas rakyat, missal : kebijakan liberalisasi modal dan sumber daya alam, pemotongan subsidi rakyat, BBM, TDL, dsb. Sedangkan demokratis disini adalah mekanisme yang memberikan keleluasaan bagi setiap orang untuk berekspresi, berpendapat serta terlibat dalam proses pengambilan keputusan.

2.      Mengapa harus Ekologis dan Feminis?

Perjuangan kesejahteraan membutuhkan pelibatan dari seluruh masyarakat, tanpa memandang jenis kelamin, agama, ras, usia, dsb. Oleh karenanya, budaya yang masih meletakkan perempuan sebagai jenis kelamin kedua (patriarkhi), penanggung jawab pekerjaan domestik sehingga menghambat partisipasi langsung nya dalam perjuangan menuntut kesejahteraan harus pula dihilangkan. Itulah perspektif Feminis! Sedangkan, untuk membangun sumber daya manusia yang berkualitas kita memerlukan lingkungan yang sehat, air, udara bersih, makanan sehat, dsb. Oleh karena itulah kita butuh satu sistem yang ekologis.

3.      Untuk Pembebasan Nasional, maksudnya?

Maksud dari Pembebasan Nasional di sini adalah proses bagi Indonesia untuk lepas dari dominasi Imperialisme (Penjajahan asing), penindasan sistem kapitalisme (sistem yang mengharuskan penindasan manusia atas manusia), serta pembukaan ruang demokrasi sepenuh-penuhnya sebagai landasan bagi perkembangan sumber daya manusia Indonesia.

C.    Apa saja Program PEMBEBASAN

Kami menawarkan program yang akan menjadi solusi konkrit bagi persoalan yang sedang dihadapi oleh masyarakat Indonesia sekarang ini. Kami membaginya dalam dua kategori program :

1.      Program Pelopor

5 MUSUH RAKYAT
a.   Imperialisme (Penjajahan Modal Asing)
b.   Pemerintahan Agen Imperialis (Pemerintahan SBY-Boediono)
c.    Sisa Orde Baru (GOLKAR dan Militer)
d.   Reformis Gadungan
e.   Milisi Sipil Reaksioner
                                                                        
5 KEKUATAN RAKYAT
a.      Organisasi dan Penyatuan Perjuangan Rakyat
b.      Keterlibatan Langsung Rakyat dalam Demokrasi
c.      Pemerintahan Rakyat Miskin
d.     Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan
e.      Manusia yang Sehat, Produktif, Merdeka, Melawan, dan Bersolidaritas

10 TUNTUTAN MENDESAK RAKYAT

a.      Turunkan Harga Sembako
b.      Pendidikan dan Kesehatan Gratis
c.      Kenaikan Pendapatan dan Lapangan Pekerjaan
d.     Perumahan, Air Bersih, Energi, serta Transportasi Murah dan Massal
e.      UU Politik dan Pemilu yang Demokratis
f.       Penulisah Sejarah yang Jujur; Mengembalikan Ingatan Sejarah Rakyat
g.      Pengadilan Kejahatan HAM dan Pembubaran Komando Teritorial
h.     Pengadilan dan Penyitaan Harta Soeharto/Kroni, dan Koruptor Lainnya
i.        Kuota 50% Perempuan untuk Semua Jabatan Publik
j.        Perbaikan Kerusakan Lingkungan
                       
            5 JALAN KELUAR RAKYAT

a.      Industrialisasi Nasional oleh dan untuk Rakyat
b.      Pemusatan Pembiayaan dalam Negeri
c.      Pemenuhan Tuntutan-tuntutan Mendesak Rakyat
d.     Kekuasaan Rakyat
e.      Kebudayaan Maju

2.      Program Perjuangan Mahasiswa dan Pendidikan:

a.      Bangun Dewan Mahasiswa.
b.      Pendidikan dan Kesehatan Gratis
c.      Demokratisasi Kampus:
                                                    i.     Referendum
                                                  ii.     Forum Rembug Kampus dan Front Kampus
                                               iii.     Partisipasi setiap Individu dalam Konggres atau Musyawarah Fakultas dan Jurusan
                                               iv.     Kebebasan Berorganisasi dan Berpendapat
                                                  v.     Bubarkan Menwa
                                               vi.     Pembentukan Majelis Civitas Akademika
d.     Perbaikan Kurikulum Kampus:
                                                    i.     Sistem pengajaran yang dialogis dan bervisi kerakyatan
                                                  ii.     Kurikulum yang berperspektif Feminisme
                                               iii.     Masukkan sejarah revolusi nasional dan negara lain dalam mata pelajaran umum
                                               iv.     Masukkan karya Sastra Indonesia (Karya sastrawan dan seniman besar Indonesia. Misal, Pramodeya Ananta Toer, dll)
                                                  v.     Mempelajari pengalaman kemajuan Negara-negara yang berdikari dan mandiri (Bolivia, Venezuela, kuba, Iran, dll)
                                               vi.     Hapuskan pembatasan waktu kuliah
                                             vii.     Hapuskan preesensi 75 %
                                          viii.     Hapuskan sistem DO
e.      Transparansi dana kampus
f.       Komersialisasi pendidikan:
                                                i.     Tolak Undang-undang SISDIKNAS
                                             ii.     Lawan Privatisasi Kampus
g.      Perbaikan Fasilitas Kampus:
                                                i.     Fasilitas yang Modern dan Ekologis
                                             ii.     Penyediaan ruang publik sebagai tempat berekspresi dan bersosialisasi
                                           iii.     Penyediaan Perpustakaan yang lengkap, termasuk e-library.
                                           iv.     Penyediaan Fasilitas bagi difable.
h.     Kuota 50% bagi perempuan dalam organisasi-organisasi kampus


KITA KAYA ALAM, KAYA SUMBER DAYA MANUSIA!
TAK SEHARUSNYA KITA MENJADI BANGSA YANG MISKIN, BODOH DAN TAK BERPENDIDIKAN!

MARI BERGABUNG BERSAMA KAMI, GUNAKAN INTELEKTUALITAS MU UNTUK MERUBAH DUNIA MENJADI LEBIH BAIK!

2 komentar:

  1. Tujuan organisasinya sudah bagus dan mulia,sejarahnya juga sangat menginspirasi.hanya saja banyak dari mereka yang yang salah gunakan...seperti halnya berorganisasi hanya untuk mencari panggung dan popularitas dan itu berlaku bukan hanya pembebasan tapi semua organisasi di indonesia..
    Sudah banyak contoh di daerah saya.

    BalasHapus
  2. Satu2nya organ REVOLUSIONER🥰🥰

    BalasHapus